Bimtek dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Hero Mardanus Satyawan, yang juga bertindak sebagai pemimpin acara. Hadir pula Plt. Inspektur Kota Samarinda, serta para peserta dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Samarinda. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, hingga 8 Mei 2025.
Dalam sambutannya, Sekda menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Inspektorat Kota Samarinda selaku penyelenggara, serta kepada seluruh peserta dan narasumber yang berpartisipasi. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi merupakan komitmen nyata membangun budaya sadar risiko yang kuat dan berkelanjutan di lingkungan Pemkot Samarinda.
“Budaya sadar risiko harus menjadi bagian dari DNA setiap organisasi. Kita tidak bisa lagi bersikap reaktif dalam menghadapi masalah. Pemerintahan yang modern harus proaktif, berbasis data, dan terukur dalam mengambil setiap kebijakan,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa manajemen risiko merupakan sistem pengendalian strategis, yang tidak hanya membantu mengenali potensi ancaman sejak dini, tetapi juga menyusun langkah mitigasi, serta mengoptimalkan penggunaan anggaran, SDM, dan waktu secara efektif.
Kegiatan ini merupakan implementasi langsung dari Peraturan Wali Kota Samarinda Nomor 77 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengelolaan Risiko, yang mewajibkan setiap perangkat daerah untuk menyusun Register Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian (RTP).
“Melalui Bimtek ini, saya berharap peserta memahami proses manajemen risiko secara menyeluruh — mulai dari penetapan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi, hingga penyusunan RTP — yang benar-benar bisa diimplementasikan dalam tata kelola internal perangkat daerah masing-masing,” tambah Hero.
Bimtek ini juga sejalan dengan visi pembangunan daerah, yakni “Samarinda Maju, Kaltim Maju”, serta lima misi pembangunan strategis yang menjadi arah kebijakan kota. Budaya sadar risiko dipandang sebagai kerangka kerja utamadalam mencapai pemerintahan yang bersih, melayani, dan berdampak nyata.
Acara berlangsung dengan suasana serius namun penuh semangat kolaboratif. Para peserta diharapkan tidak hanya memahami teori manajemen risiko, tetapi juga membangun kesadaran kolektif dan keterampilan praktis dalam menerapkannya di lingkungan kerja. (RIZ/KMF-SMR)